Penyalahgunaan NAPZA dikalangan Remaja

NAPZA
Narkotika, Alkohol, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya, atau biasa dikenal dengan singkatan NAPZA pada mulanya ditemukan dan dikembangkan untuk pengobatan dan penelitian. Namun berbagai jenis obat tersebut kemudian disalahgunakan untuk mencari kenikmatan sementara dan untuk menghindar dari masalah yang akhirnya menyebabkan ketagihan dan kecanduan atau ketergantungan. Bermula dari rasa ingin tahu, bersenang-senang pemakai sering kali pada awalnya berpikir bahwa kalau hanya coba-coba saja tidak mungkin kecandua atau ketagihan, namun tanpa disadari akan meningkat dan pada akhirnya menjadi ketergantungan

Remaja merupakan golongan yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA karena selain memilki sifat dinamis, energik selalu ingin mencoba, mereka juga mudah tergoda dan mudah putus asa sehingga mudah jatuh kepada perilaku menyimpang, salah satunya penyalahgunaan NAPZA yang bepotensi menimbulkan ketergantungan yang akan merugikan remaja, keluarga dan masyarakat. Masalah NAPZA ini bukan saja diatur secara nasional tetapi juga diatur secara internasional. Berbagai peraturan perundan-undangan yang berkaitan dengan NAPZA tersebut untuk keperluan pengobatan dan penelitian dan tetap menjaga agar NAPZA tidak disalahgunakan. Namun pada kenyataannya masih terjadi  peredaran, kultipasi, produksi maupun konsumsi secara gelap. Penelitian yang dilakukan Hawari (1990), diperoleh data dan kesimpulan yaitu, pada umumnya kasus (penyalahgunaan narkoba) mulai memakai pada usia remaja 13-17 tahun sebanyak 97% dan usia termuda 9 tahun. Pada awalnya kasus penyalahgunaan NAPZA sebagian besar (80%) diperoleh dari teman dengan alasan untuk menghilangkan kecemasan , kemurungan, ketakutan dan sukar tidur. Sebanyak 36% digunakan untuk memperoleh kenikmatan/kesenangan semata. Selain itu penyalahgunaan NAPZA ini juga menimbulkan dampak negatif antara lain dapat merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan minat belajar dan bisa menimbulkan tindak kekerasan yang merugikan banyak orang.

Penderita penyalahgunaan NAPZA dapat dikenali dengan mudah seperti adanya perubahan sikap dan tingkah laku, pandangan mata menjadi sayu, takut dan jarang mandi, bersifat pemalas, berjalan sempoyongan, terlihat seperti bego atau dungu. Secara psikologis ketergantungan pada NAPZA menyebabkab orang tidak dapat berpikir dan berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilaku sudah dipengaruhi oleh zat yang dipakai. Berbagai gangguan psikis yang dialami oleh meraka yang menyalahgunakan NAPZA antara lain : depresi, paranoid, percobaan bunuh diri dan melakukan tidak kekerasan.

Banyak faktor yang menyebabkan penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja, antara lain :

1.    Faktor internal

-    Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa berpikir panjang mengenai akibatnya

-    Keinginan untuk mencoba-coba dan mengikuti tren atau gaya

-    Keinginan untuk bersenang-senang

-    Tidak memiliki rasa percaya diri

-    Kepribadian yang tidak teguh

-    Penghayatan keagamaan hanya sebatas memenuhi kewajiban semata, tanpa diikuti pendalaman yang benar

-    Gangguan kepribadian

-    Lari dari kebisanan atau kegetiran hidup

2.    Faktor eksternal

-    Kondisi keluarga yang tidak baik, seperti kedua orang tua bercerai atau berpisah, hubungan kedua  orang tua yang tidak harmonis, hubungan/komunikasi antara orang tua dan anak tidak baik, suasana rumah tangga yang tegang tanpa kehangatan serta orang tua yang jarang di rumah sehingga kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

-    Lingkungan sekitar yang tidak mampu mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan NAPZA bahkan membuka kesempatan remaja untuk menggunakannya.

-    Pergaulan remaja yang bebas dengan lingkungan yang kurang tepat

-    Sudah terlalu banyak narkoba yang beredar di masyarakat

-    Dorongan luar juga bisa disebabkan pengaruh media massa yang memperlihatkan gaya hidup dan berbagai ransangan lain yang secara lansung maupun tidak lansung mendorong pemakaian NAPZA.

Hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir remaja dalam penyalahgunaan NAPZA  sebagai berikut :

1.    Membangkitkan kesadaran beragama, mencari informasi dan hal-hal yang positif dan bermanfaat

2.    Selektif dalam memilih teman

3.    Menghindarkan diri dari lingkungan yang tidak tepat

4.    Menanamkan pendidikan agama sejak dini

5.    Mencari tahu fakta-fakta tentang narkoba termasuk akibat-akibat yang akan ditimbulkan apabila mengkonsumsi barang haran tersebut.

6.    Menciptakan kehidupan beragama di dalam berumah tangga dan menciptakan suasana kasih sayang antara kedua orang tua dan anak.

7.    Bekerjasama dalam menghadapi sindikat pengedar NAPZA, serta berni melaporkan ke aparat apabila melihat sinyalemen adanya pengedar pengedar atau pengguna di sekitar kita.

Solusi ini tidak sepenuhnya bisa dilaksanakan dan diterapkan, namun setidaknya kita dapat meminimalisir penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja, karena remaja adalah asset kemajuan bangsa di masa akan datang. SAY NO TO DRUGS

Sumber: bkkbn

Comments
Comments