Let Me Gone With The Sun PART 1




Genre: School life, Angst, Sad Ending
Cast   : Find by yourself XD
Warning:
TYPO bertebaran.Ide pasaran, Ngalay fenomena.. Dapat menyebabkan mual, muntaber, dan
 penyakit sejenisnya. Harap dimaklumi hihihi
Note
Be a nice reader. Don’t be a plagiator. Ini murni hasil
pemikiran saya  ketika merenung (-_-“)
So.. Don’t Copas please..
Finally, Hope you like it ^^
Prolog
   Berlatar di sebuah sekolah, tepatnya SMA Kasuari, terrlihat 3 orang cowok berjalan dengan membusungkan dada menyusuri koridor sekolah. Yang di sebelah kiri, dia Agung Berlin Husodo. Dengan perawakan tubuh yang paling tinggi, rambut ala Kris “EX EXO”, berhidung mancung dengan kulit hitam manis, sangat cocok untuk orang Indonesia. Agung adalah yang paling pendiam diantara ketiganya, jadi tidak banyak yang tahu tentang dia selain dia adalah pewaris HD Group karena embel-embel Husodo di belakang namanya.
   Next is Raihan Fadlan Gutomo, dia cukup tinggi tapi tidak setinggi Agung. Berkulit putih dan lebih sering mengenakan topi. Dia merupakan anak pemegang saham terbesar di sekolah itu. Sayangnys, dia oang paling rebut dan ceeet disbanding 2 temannya yang lain. Salin itu, Raihan ini terobsesi sama games.
   Terakhir, yang ditengah namanya Dio Ibrahim Binco Gunawan. Yang paling tampan di antara ketiganya. Dengan rambut acak-acakan yang tampak keren untuknya. Hidung mancung dan bibir yang tipis terpadu sempurna. Kulitnya nggak telalu putih, kuning langsat broh (produk Indonesia XD). Eitss tunggu dulu, dia tidak sesempurna itu. Si anak pearis GN Group dan pemegang saham terbesar di sekolah ini, adalah seorang playboy kelas kakap, sangat terkenal di SMA Kasuari, sifatnya yang sombong dan tidak pedulian itu tak juga melunturkan kekaguman cewek-cewek penghuni SMA Kasuari padanya.
Disisi Lain
   Natasya Shafira, murid unggulkan SMA Kasuari. Ini cewek emang Indonesia banget, tubuh tidak terlalu tinggi, kulit sao matang, hidung mancung, dan pastinya otak cemerlang secemerlang hatinya. Dia juga oang baik, tidak sombong, dan rajin menabung (eh..). Dimana ada Tasya, disana pasti ada novel yang tebal nya pake banget. Tasya tipe cewek yang nggak doyan make-up an, lebih seing tampil natural, meskipun begitu Tasya tampak sangat manis.
   Sampai saat ini, Tasya belum pernah pacaran. Bukan karena nggak laku, tapi cowok-cowok takut buat nembak karena image Tasya yang super duper genius itu yang membuat nyali-nyali cowok itu pada ciut, tentunya selain sikap Tasya yang rada-rada jutek itu.
   Bebeda dengan Tasya, Karina Foland Gusto, alias Karin. Dia cewek populer di sekolah. Blesteran Jerman-Indonesia ini memang sangat cantik. Hampir seluruh cook di SMa Kasuari naksir sama Kain, Agung termasuk yang tidak nya ( Dia kan pendiam, image nya cool gimana gitu. Nggak tertarik sama cewek bule). Gimana? udah kebayang belum tampangnya?. Dia juga sangat memperhatikan penampilan, tapi otaknya tidak secemerlang Tasya {Persahabatan memang saling melengkapi =D). Karin terkenal tengan gebetannya yang bisa lebih dari 5, tapi tetap aja, Karin orangnya baik banget.
PART 1
Tasya’s POV
   “Terus aja gini, bawa buku setinggi gunung, keburu patah juga tangan gue. Karin lagi, batang hidungnya nggak keliatan dari tadi”. Gerutuku sambil membawa tumpukan-tumpukan buku ini menuju kelas.
Sementara itu…
Dio’s POV
   “Eh lo liat nggak cewek yang bawa buku-buku itu?”.Kata Raihan. “Hmm kenapa?”. Kataku sambil meneguk jus jeruk yang ada di depanku. “Dia satu-satunya cewek normal(?) di sekolah ini yang nggak tertarik sama lo”. Jelas Raihan. “BWARFF”. Jus jeruk yang hamper membahasi kerongkongan ku kembali terrsembur keluar, kaget? Tentu saja!. “Mana mungkin ada cewek yang nggak tertarik sama gue, dia nggak normal kali!”. Sangkalku.
   “Yah nggak perlu muncrat juga kali”. Kata Raihan sambil mengelap mukanya yang terkena cipratan jus jeruk ku. “Eh bener juga sih, dia itu memang bukan cewek biasa. Dia itu jenius”.Jelas Raihan sambil terus membersihkan mukanya. “Maksud lo?” Tanyaku lagi. “Lo nggak tau? Dia itu siswa andalan di SMA kita, dia partner gue buat olimpiade matematika nanti. Namanya Tasya”. Jelas Agung. Ini kalimat terpanjang dari mulut Agung yang pernah aku dengar selain pidato OSIS nya tentu saja. “Si Agung yang isi otaknya Cuma rumus-rumus doing aja tau.Agung kan yang paling kuper diantara kita bertiga. Gimana sih lo bro”.Kata Raihan.
   “Eh Gung, sejak kapan lo jadi peduli banget sama cewek, atau jangan-jangan…Jangan-jangan elo naksir sama dia?”.Kataku menggoda Agung. “Hm..let see”. Jawab Agung singkat. Menurutku itu Cuma jawaban singkat tanpa arti (-,-“/)
   “Kalau dia nggak tertarik sama guesekarang, gue bakal buat dia tergila-gila sama gue nantinya”. Kataku sambil berjalan kea rah cewek jenius yang menurutku aneh ini. Dengan optimisnya aku menyapa gadis ini,“Hai.. mau gue bantu?” Tanyaku. Diikuti Agung dan Raihan yang hanya berdiri di belakangku.
Tasya’s POV”
   Aku dan tanganku masih berkutat dengan buku-buku ini, sampai tiba-tiba seseorang berkata, “Hai.. mau gue bantu?”. Tanya orang itu diikuti teriakan histeris cewek-cewek di koridor sekolah. “Oh.. nggak perlu, gue bisa sendiri”. Kataku sedikit jutek. Jujur saja aku tidak terlalu suka orang yang terlalu sok kenal. “Yakin nggak mau gue bantu? Gue anterin sampe kelas lo kok”. Katanya lagi. “Nggak perlu, gue bisa sendiri”. Kataku lagi.
   “Udah deh, elo jangan sok jual mahal gitu, sok sibuk bawa buku segitu banyak, nolak bantuan gue lagi, merasa dicintai lo?!”. Katanya. Jujur saja, itu cukup menyinggung perasaanku. “Eh kalau mau ngomong dipikir dulu! Kalau elo mau ngata-ngatain ntar aja deh, gue nggak punya waktu ngeladenin omongan lo, kurang kerjaan banget lo!” Jawabku tak kalah galak.
   “Gue denger lo nggak pernah pacaran ya?, pantasan aja nggak ada cowok yang mau sama lo, juteknya selangit gitu, percuma kan kalau manis tapi jones!”.Katanya sambil menatap tajam ke arahku. Kalau saja bukan karna buku ini penting untukku, pasti dari tadi semua buku tebal ini sudah kulemparkan ke wajahnya yang sombong  itu. “Apa lo bilang? Jadi cowok nggak usah kegeeran! Lo kira lo yang paling sempurna di sekolah ini?! Elo sih covernya aja yang bagus tapi etika lo nilainya rendaha tau nggak?!”. Kataku mencoba melawan kata-kata pedasnya.
WRITER’S POV
   Dio sedikit kesal dengan kata-kata Tasya. Tasya berjalan pergi. Tidak mau merasa kalah argument dengan Tasya, Dio menyandung kaki Tasya. Alhasil, Tasya terjatuh dengan buku-buku berserakan di koridor sekolah. Beberapa buku, sekitar 6 buku nya jatuh ke dalam saluran air di pinggir koridor itu. Sedangkan Tasya, jatuh terduduk dengan siku terluka.
   Agung yang melihat langsung berang dan berlari ke arah Dio. Merasa kesal dengan sikap Dio yang tidak gantle, Agung mencengkeram kerah seragam Dio dan hampir melayangkan tinjunya. Untungnya Raihan segera memegang tangan Agung yang siap melayang ke wajah Dio itu.
   “Kenapa?! Lo mau mukul gue?! Pukul!. Jadi demi dia lo rela ngorbanin persahabatan kita?!”. Kata Dio sambil menunjuk ke arah Tasya yang terduduk di lantai koridor.” Demi dia, cewek cupu itu!. Jadi, lo naksir dia?” Kata Dio. “Dengar! Gue nggak suka sikap pecundang lo ini”. Kata Agung. Merasa keadaan sudah tidak bagus lagi, Raihan menarik tangan Dio menjauh dari Agung. “Bubar! Semua bubar! Ngapain kalian pada nonton. Lo kira ketoprak gratis!” (~’,’)~ Kata Raihan sambil membubarkan siswa yang berkerumun di sana.
   “Kamu nggak apa-apa?”. Tanya Agung yang juga tengah berjongkok sambil merapikan buku-bukunya. “Nggak kak, nggak apa-apa kok kak”. Kata Tasya. Tasya memang lebih sering memanggil Agung dengan embel-embel “Kakak”, berbeda dengan cara Tasya memanggil Dio. “Kamu yakin?”. Tanya Agung lagi yang hanya dibalas anggukan oleh Tasya. Melihat siku Tasya yang terluka. Tanpa banyak bicara, Agung menarik tangan Tasya dan membalut siku Tasya yang terluka dengan sapu tangannya”.
   “Makasih kak”. Kata Tasya. “Kakak bantu bawain bukunya ya?”. Tawar Agung. “Nggak perlu kak, makasih. Lagian Cuma tinggal 4 buku yang masih bagus, udah nggak ada gunanya lagi”. Kata Tasya kecewa. “Hmm buku-buku ini untuk apa?”. Tanya Agung. “Umm buat adik-adik yang tinggal di sekitar jembatan dekat sekolah kita kak, mereka suka banget membaca, sayangnya nggak punya buku bacaan yang layak. Nggak ada satupun dari mereka yang sanggup buat beli. Kebetulan aku punya banyak buku dirumah, yah nggak ada salahnya berbagi buku bacaan dengan mereka”. Jelas Tasya.
   Betapa tertegun Agung mendengar jawaban tulus Tasya, tentu saja, wanita pertama yang bisa mencuri hatinya ini, semakin membuat Agung tetap bertahan padanya. “Kakak punya banyak buku dirumah, nanti pulang sekolah bantuin kakak masukin buku-bukunya ke kardus ya?”. Kata Agung. “Makasih banyak kak!” Kata Taysa sambil menunjukkan senyum 5 cm nya.
   ~Sesampainya Tasya di Kelas~
   Karin yang melihat kedatangan Tasya, langsung berlari ke arah Tasya.”Sya.. gue mau cerita”. Kata Karin. “Iya tapi tunggu dulu, ini tas berat banget tau”. Kata Tasya diikuti suara debam dari tas yang dilempar Tasya ke kursinya. “Lo kenapa sih? Mood lo jelek banget”. Tanya Karin. “Gimana mood gue nggak drop coba. Bayangin aja deh,gue beli novel mahal-mahal pake duit saku gue, hari ini semua novel itu gue bawa buat disumbangin ke anak-anak yang nggak mampu , lo tau kalau novel-novel itu berat banget?”.Cerita Tasya.
   “Iya-iya udah kebayang nih, terus novelnya mana?”.Tanya Karin.”Nah itu dia, hampir semua novel  yang gue bawa udah hancur”.Lanjut Tasya.”Ya ampun syaa”. Kata Karin sambil menepuk pelan jidatnya. “Udah deh, lupain aja. Ngomong-ngomong lo mau curhat apa tadi?”.Tanya Tasya kepada Karin.”Gue punya gebetan baru!! Itu loh, Dio Ibrahim Binco Gunawan!! Cowok ganteng super tajir itu”. Kata Karin meletup-letup.
   “Siapa? Dio Ibrahim Rinso Gunawan?”. Tanya Tasya dengan cuek. “Binco syaaa bukan Rinso”. Kata Karin. “Ya ampun sya. Jangan bilang lo nggak kenal dia. Dia kan flower boy SMA kita sya”.Jelas Karin dengan mimic muka menyakinkan. “Lo kan tau gue kurang tertarik sama yang begituan”. Bela Tasya. “Iya sih, lo mah dikasih soal yang sulit banget nget nget baru deh lo betah”.Ledek Karin.”Yaudah deh, mumpung lo penyakin keponya lagi kumat, ntar pas istirahat gue kenalin lo sama pacar baru gue”. Lanjut Karin lagi. “Terserah lo deeh”. Kata Tasya.

~TO BE CONTINUED~

    Gimana? Lumayan kan? Lumayan Gajenya XD. thanks for read, part2 coming soon. paipai~

Comments
Comments