Indahnya Pantai TapakTuan
Oleh karena garis pantainya, Pantai Tapaktuan, Aceh mirip dengan Pantai Kuta, Bali. Bedanya, di sini tidak ada hingar bingar musik klub malam. Saking miripnya suasana di sini, sekilas seperti Pantai Kuta 'pindah' ke Bali.
Tapaktuan adalah sebuah kota kecil di Aceh Selatan. Kawasan ini memang sudah lama dikenal memiliki pesona alam yang tak kalah menakjubkannya dengan destinasi terkenal lainnya di Indonesia. Maklum saja, akses menuju Kota Tapaktuan yang cukup sulit membuat pariwisata di sini belum maksimal.
Padahal, sulitnya menjangkau Tapaktuan akan terbayarkan. Kota ini punya pantai dengan nama yang sama seperti kotanya, yaitu Pantai Tapaktuan. Pantainya bersih, sekilas mirip dengan Pantai Kuta di Pulau Dewata. Biacara soal sunset, Pantai Tapaktuan jagonya. Kilauan cahaya kuning keemasannya sulit untuk ditandingi di tempat lain.
Propinsi Aceh yang terletak disebelah paling ujung dari Indonesia yang memiliki destinasi wisata yang beraneka ragam. Propinsi Aceh yang kental akan masyarakat yang agamis ternyata mempunyai sebuah kota yang menjadi destinasi wisata dan mempunyai cerita rakyat yang meninggalkan jejak sampai sekarang. Kota Tapaktuan masih menyimpan banyak peninggalan jaman dahulu yang melegenda. Bahkan cerita rakyat ini sampai dibuatlah sebuah buku cerita rakyat.
Obyek Wisata

Kota ini termasuk dalam kota iklim tropis basah karena berada diketinggian 500 mdpl, memiliki keanekaragaman keindahan alam, teluk yang indah dan gugusan pantai berkarang. Berbagai keindahan destinasi wisata ada disini seperti Pantai Teluk Tapaktuan dan Pantau Labuhan Haji. Selain itu ada juga wisata menarik lainnya. Yaitu, Wisata Air Dingin, Panorama Hatta, Pulau Dua, Genting Buaya, Ia Sejuk Panjupian, Air Terjun Twi Lhok, Batu Berlayar, atau Gua Kalam.
Kota Tapaktuan juga yang lebih dikenal dengan Kota Naga berasal dari sebuah legenda Putri Naga dan Tuan Tapa. Cerita legenda itu sudah menjadi cerita lisan secara turun menurun bagi warga Kota Tapaktuan. Suasana tersebut juga akan terasa sejak kita memasuki Kota Tapaktuan, sebuah lukisan naga yang terpampang di suatu tembok pinggir jalan.
Legenda tersebut mengisahkan 2 ekor naga yang diusir dari Tiongkok karena tidak mempunyai keturunan. Sepasang naga tersebut


Setelah kejadian itu, Tuan Tapa jatuh sakit, kemudian meninggal pada Ramadhan tahun 4 Hijriyah. Jasadnya dikebumikan di dekat Gunung Lampu, di depan Mesjid Tuo, Gampong Padang, Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Sampai sekarang ini makam keramat itu sering dikunjungi peziarah dari dalam dan luar negeri. Makamnya sendiri mengalami beberapa kali pemugaran semasa Pemerintahan Hindia Belanda.
Lokasi
Kota Tapaktuan berada di Kabupaten Aceh Selatan, Propinsi Nangro Aceh Darusallam.
Akses

Kota Tuantapa dapat ditempuh melalui jalur udara, jalur darat dan jalur laut. Apabila menggunakan jalur udara, dapat dituju melalui Bandar Udara Teuku Cut Ali Tapaktuan dari Bandar Udara Polonia Medan atau Bandar Udara Iskandar Muda di Banda Aceh. Dengan Jalur darat dapat ditempuh dari Kota Medan selama sekitar 8 jam perjalanan ke Kota Tuantaopa dan 3 jam perjalanan dari Meulaboh Aceh. Apabila menggunakan jalur laut bisa berangkat dari Pelabuhan Laut Sibolga Sumatera Utara, Pelabuhan Padang Sumatera Barat, Pelabuhan Sinabang di Semeuleu, Singkil, dan Pulau Banyak di Aceh Singkil.
Fasilitas dan Akomodasi
Ada berbagai penginapan dari losmen, homestay sampai hotel ada di kota ini. Berbagai alat transportasi juga lengkap, wisata kuliner yang paling terkenal di Kota Tuantapa adalah Kue Pala.
sumber: travel-detik.com
gosumatra.com
Posting Komentar